Dongeng, Ulat dan Pohon Mangga, Semua Makhluk Bermanfaat

Posted on

Penulis : M. Ali Amiruddin, S.Ag.

Suatu hari hiduplah seekor ulat dan pohon mangga. Keduanya sama-sama kesepian dan sedang berduka. Ulat terlihat merenung seorang diri, sedangkan tubuhnya terlihat kurus. Sedangkan pohon mangga menunjukkan raut muka yang tak bergairah, lesu dan wajahnya pucat pasi. Keduanya sepertinya memiliki masalah yang sama.

Ulat     : “Hai pohon, apa yang kau pikirkan. Sepertinya engkau tengah tertimpa masalah, ya?

Pohon :”Iya, benar katamu. Aku tengah berduka.

Ulat     : “Kenapa?” Tanya ulat

Pohon : “Lihat tubuhku kurus, daunku pun terlihat jarang. Aku rasa tubuhku sudah tak berdaya dan akan mati saja.” Jawabnya

Ulat      : Kulihat memang tubuhmu sangat kurus dan sepertinya tidak berdaya.” Lalu apa masalanya?

Pohon  : “Karena badanku yang kurus dan daunku yang tidak lebat inilah tuanku ingin menebangku. Karena aku sudah tak mampu berbuah lagi.”

Ulat       : “Ternyata nasibmu sama denganku.”

Pohon   : Memang apa masalahmu?

Ulat        :”Lihat saja tubuhku kurus dan perutku sangat kelaparan. Sedangkan aku tak dapat menemukan daun-daunan yang dapat ku makan.”

Pohon    : “Apakah kamu tidak sadar, bahwa kita saling membutuhkan?

Ulat         : “Bagaimana maksudmu?

Pohon     : “Begini, kita sama-sama membutuhkan. Tubuhku yang kurus karena aku tidak mendapatkan pupuk untuk menyuburkanku. Sedangkan engkau tidak dapat menemukan daun-dauan. Coba saja kau lihat. Daunku dapat kau makan dan kotoranmu dapat kujadikan pupuk, Bukan?

Ulat         : “Benar juga apa yang kau katakan.” Tapi apakah engkau bersedia jika daunmu kumakan?

Pohon     : “Tentu saja.” Silakan kau makan daun-daunku. Tapi sisakan untukku agar aku tidak kekeringan.”

Setelah perbincangan itu, ulatpun memakan daun-daun mangga. Setelah kenyang ulatpun dapat mengeluarkan kotoran. Karena kotoran-kotoran ulat yang banyak, kini tubuh pohon menjadi subur karena kotoran itu mengandung pupuk. Pohon kini menjadi subur dan berbuah mangga yang banyak dan ranum.

Sejak saat itu kedua makhluk ini merasakan bahagia. Pohon berbahagia karena tuannya tak jadi berniat menebang pohon mangga. Bahkan menjadi sangat sayang padanya. Setiap hari tuannya merawat pohon dengan teratur.

Sedangkan ulat, dia takkan merasakan kelaparan yang kedua kalinya. Karena sang pohon sudah cukup memiliki daun yang akan dijadikan santapannya.

 

Tinggalkan komentar