domba

Rumput dan Domba

Posted on Updated on

Sumber : dombafarm.wordpress.com
Sumber : dombafarm.wordpress.com

Senja itu terjadi percakapan antara domba dan rumput. Domba terlihat lebih menguasai pembicaraan sedangkan rumput hanya mendengarkan cercaan dari domba. Maklum saja, domba memiliki tubuh yang besar, sedangkan rumput bertubuh kecil dan mudahnya diinjak-injak.

Domba : “Hai rumput, dari pagi sampai pagi lagi kamu kog masih kecil saja? Sudah   gitu karena tubuhmu kecil kamu pun sering terinjak-injak. Maaf ya kalau aku juga sering menginjakmu.”

Rumput : “Tak masalah kog domba. Karena memang Tuhan menciptakanku bertubuh kecil dan selamanya pendek jadi aku harus siap untuk diinjak-injak.”

“Sudah nasib kali, aku yang kecil jadi bahan hinaan dan celaan karena selalu menjadi gulma pengganggu para petani. Padahal aku khan gak berniat mengganggu karena memang aku mudah tumbuh dan hanya ingin mencari makan saja.”

Domba: “Jadi kamu siap kalau kamu selalu diinjak-injak olehku?”

Rumput: “Bukan begitu wahai Domba.” Maksudnya meskipun aku engkau injak-injak berilah kami kesempatan untuk menikmati kehidupan yang bebas dari kerasnya hentakan kakimu, agar aku bisa tumbuh subur kembali.

Domba : “Kasihan juga nasibmu wahai rumput. Aku jadi terharu karena selama ini aku telah menyakitimu. Aku selalu menginjakmu tanpa merasa bersalah. Sedangkan engkau pun tak mampu berontak karena aku lebih besar dan lebih kuat. Padahal jika kemarau tiba, tatkala engkau tiada, akupun tak bisa bertahan dalam lapar. Bahkan banyak kaumku yang tewas karena kelaparan.

Rumput : “Sudahlah, domba. Gak usah dipikirkan. Yang pasti nasib kita berbeda. Engkau lebih mudah menemukanku di mana saja tatkala musim penghujan tiba. Sedangkan aku selalu menjadi makhluk yang lemah dan tak berdaya.”

Domba : “Saya turut prihatin.” Tapi tahukah engkau wahai rumput? Meskipun aku selalu menginjakmu tapi hidupku tak kan berarti tanpa dirimu. Aku kan membutuhkanmu setiap waktu karena aku memperoleh makanan dari dirimu.”

Rumput : “Tahukah engkau wahai domba, bahwa tatkala engkau menginjakku dan memakanku, kau pun memberikan aku pupuk dari kotoranmu? Dahulu pertumbuhanku amatlah lambat karena sedikit nutrisi dari tanah yang kutinggali. Aku tumbuh di atas tanah yang tandus. Jangankan untuk hidup yang makmur ingin tubuh sehat pun rasa-rasanya sulit.

Domba: “Benarkah? Syukurlah kalau aku bisa bermanfaat bagi kehidupanmu juga.”

Rumput: “Iya, domba. Yuuk kita saling memberi dan berbagi, karena hakekatnya aku dan kamu adalah makhluk Tuhan yang harus saling memberi manfaat pada sesama.

Domba dan rumput pun menyadari bahwa kedua makhluk ini sama-sama memberikan manfaat yang besar. Tak hanya bagi domba, bahkan bagi makhluk-makhluk lainnya termasuk manusia yang bisa menggunakan rumput untuk pakan ternak mereka, dan ternaknya bisa bermanfaat untuk kebutuhan nutrisi buat keluarga mereka.

Catatan:

Tak ada makhluk di dunia ini berhak untuk disakiti dan direndahkan, karena mereka diberikan oleh Tuhan manfaat yang sebesar-besar bagi makhluk lainnya.

Karya : M. Ali Amiruddin, Metro, 06/11/2014